Jumat, 08 Januari 2010

Kontroversi Ucapan Selamat Natal

Kemarin pada tanggal 25 Desember merupakan hari besar bagi kaum Kristiani. Banyak yang mengucapkan "Selamat Natal" pada hari itu. Dan di FB juga banyak yang ngucapin. Ya.. ngucapain selamat kepada sesama yang beragama, atau yang mengucapkan beda agama. Ya sah-sah saja.

Tapi yang menjadi perdebatan kemaren adalah ucapan selamat natal datang dari Pak Ersis. Ucapan Beliau kalau tidak salah demikian "Selamat Natal bagi para fesbukiah yang merayakannya." Terus setelah itu banyak yang mengomtari tulisan tersebut. Ada yang bilang macam-macam deh. Dari yang baik, sampai yang tidak baik. Ada yang mengatakan "Haram mengucapkan selamat natal", dan ada juga yang mengatakan (terus nempel dalam ingatan saya) "Wah Ewa nggak tahu halal atau haram yang penting jadi duit." Woii jangan berkata demikian kawan. Itu sama saja namanya memvonis. Kalau sudah memvonis seperti itu, sejauh mana kita sudah berbuat baik di hadapan Tuhan?
Coba kita berpikir, apakah salah kalau pak Ersis berbuat baik untuk orang lain walau hanya melalui tulisan atau ucapan? Kalau kita memvonis bahwa Pak Ersis mengucapin itu hanya untuk cari duit, wah kita salah besar, Bung.

Kalau memang ngucapin selamat natal itu salah, ya kita seharusnya duduk sama-sama, kita selesaikan sama-sama mencari mana yang paling benar. Janganlah kita memvonis orang demikian. Bagi saya yang mau ngucapin selamat natal monggo, yang nggak mau ya nggak apa-apa. Yang terpenting itu tali silaturrahmi tetap terjaga. Kita dalam mempererat tali silaturrahmi tidak hanya dengan yang seagama dengan kita, tetapi dengan orang yang beda agama pun juga harus demikian. Jangan menganggap diri kita paling suci dan paling bersih deh.

Ingat di dalam hadist Bukhari mengatakan bahwasanya ketika para sahabat sedang bersama Rasulullah duduk di depan rumah, dan pada saat itu ada rombongan pembawa jenazah kaum nasrani lewat di depan Beliau dan Beliau langsung berdiri menghormati. Saat itu para sahabat bertanya "Mengapa Engkau berdiri Yaa Rasulullah, padahal itu adalah jenazah kaum nasrani?" Lalu dijawab oleh Rasulullah "Sesungguhnya dia (yang meninggal) dengan kalian tidak ada beda." Nah, dari sini kita dapat simpulkan bahwasanya Rasulullah sangat menghormati orang yang berbeda agama. Beliau ketika melihat rombongan pembawa jenazah kaum nasrani langsung berdiri dan memberi hormat kepada yang meninggal. Lantas bagaimana dengan kita?

Pernahkah mendengar sebuah riwayat yang mana ada seorang pelacur yang masuk surga gara-gara berbuat baik terhadap seekor anjing? Atau riwayat seorang pembunuh yang sudah membunuh empat puluh orang masuk surga? Atau pernahkan Anda membaca cerpen yang judulnya "Robohnya Surau Kami" karangan A.A. Navis, yang isinya menceritakan bahwa tokoh yang bernama Haji Saleh yang selalu taat beribadah, hafal Al-Qur'an, selalu berpuasa, kok bisa masuk neraka?

Jadi, pada prinsipnya sejauh mana kita sudah berbuat baik untuk orang lain. Orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang selalu berbuat baik bagi orang banyak. Sudahkah kita demikian?

Faisal Anwar; Tanah Bumbu, 26 Desember 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar / berkonsultasi di sini, tetapi jangan yang berbau SARA.