Rabu, 17 Februari 2010

Menulis: Menjadi Diri Sendiri

Tulisan ini sebagai pengganti atas penrnyataan kawan-kawan mengenai tulisan sebelumnya yang berjudul "Menulis : Mengurangi Berbicara" soalnya saya tidak mengecek di catatan saya apakah sudah termuat atau belum. Mohon maaf ya. Saya kan juga manusia. Punya lupa juga tuh, ha..ha..ha.. (alasan lagi deh)

Dihadapkan dengan berbagai pekerjaan dari sekolah maupun di luar tak mengurangi semangat menulis. Prinsip hidup tetap ditagakkan, menulis dan menulis. Mudah-mudahan prinsip ini tak akan goyah oleh keadaan apapun. Menulis memang pekerjaan yang mengasyikkan. Ditengah-tengah kesibukan, kadangkala mencuri-curi waktu sambil memenuhi kebutuhan hidup, yakni menulis. kadangkala kesibukan sampai larut malam terus saja berlanjut, namun menulis tetap harus menjadi bagian utama sehari-hari. Barang satu tulisan saja. Senang rasanya bisa menyelesaikan sebuah tulisan, apalagi bisa sampai dua, tiga, empat, bahkan sampai tujuh, seperti yang dilakukan Pak Ersis. Mudah-mudahan suatu saat saya bisa seperti Beliau.

Memang benar apa yang dikatakan Pak Ersis, kalau kita ingin melakukan kegiatan menulis hal yang paling utama yang harus dilakukan adalah dengan mengosongkan pikiran. Dengan pikiran yang jernih, tak terkontaminasi dengan pikiran yang jelek pasti akan mudah menerima ide-ide yang terus masuk melalui otak ini.

Selama ini kita banyak mengenal penulis. Dan tentu saja kalau kita mengenal, sudah pasti kita membaca tulisannya. Ketika membaca tulisannya, kita mengapresiasikan hasil tulisan itu dengan berbagai macam pikiran. Bahkan sampai-samapi kita harus melakukan diskusi dengan kawan atau dibawa ke sebuah forum dalam membahas tulisan tersebut.

Kadangkala, saking terinspirasinya dengan tulisannya, kita secara langsung ataupun tidak langsung mengidolakan penulis tersebut sembari berkhayal ingin seperti dia (penulis). Dan celakanya, ketika sudah berbeda pandangan dengan penulis atau kecewa dengan pernyataan si penulis, timbulah rasa benci dan sikap memusuhi menjamur di dalam hati. Si penulis dianggap sebagai musuh besar yang harus terus dimusuhi. Bahkan kalau bisa, penulisnya dibunuh beserta hasil karyanya. Titik. Selesai.

KetiKa kita menulis, ya menulis sajalah. Jangan berkhayal ingin mengikuti gaya penulis si anu, dan si itu. Saya adalah seorang pengagum Pramoedya Ananta Toer. Saya mengagumi Pram ini karena tertular virus yang dibawa oleh dosen saya yang selama ini banyak memberikan bimbingan dalam keseharian, yakni Pak Daud Pamungkas. Saya diperkenalkan dengan yang namanya Pram ini ketika mengambil mata kuliah "Sejarah Sastra." Saya yang saat itu mulai kegandrungan dengan yang namanya membaca, langsung saja berburu karya-karya Pram. Alhamdulillah karena saking cintanya terhadap Pram, akhirnya saya banyak mengoleksi novel-novelnya Pram. Dan sampai saat ini saya masih saja berburu karya-karya Pram yang dianggap tulisan terlarang pada rejim Orde Baru.

Terus terang, saya sangat suka sekali dengan Pram. Dan saya ingin meniru dia. Saya ingin seperti dia. Tetapi, ketika dihadapkan dengan keadaan yang sebenarnya, saya tak mampu menulis sebaik dia. Apakah saya lantas membenci dan memusuhi dia? jawabannya adalah tidak. Sampai saat ini saya masih mengagumi Pram. Benar apa yang dikatakan Pak Ersis dalam bukunya yang berjudul "Menulis Sangat Mudah" mengatakan, bahwa untuk menjadi penulis jadilah dirimu sendiri. Jangan menulis karena ingin meniru gaya tulisan penulis si anu, si itu, si ini dan sebagainya. Karena masing-masing penulis tidak mempunyai kesamaan dalam gaya penulisannya.

Dan memang benar sekali apa yang dikatakan oleh Beliau, bahwasanya menjadi diri sendiri itu sangat indah. Menjadi diri sendiri itu sangat bagus. Dan menulis dengan menjadi diri sendiri memudahkan kita menyelesaikan tulisan. Dengan menjadi diri sendiri, menulis lebih bersemangat, lebih indah, lebih mudah, dan menjadikan hidup lebih hidup.

Bagaimana menurut Sampeyan?

Faisal Anwar; Tanah Bumbu, 24 Januari 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar / berkonsultasi di sini, tetapi jangan yang berbau SARA.